PT Aneka Rembang (Perseroda)
Jl. Pangeran Diponegoro No. 106 Rembang, Jawa Tengah 59211 / Telp. (0295) 691034
Anekarembang.co.id – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) adalah hari nasional yang bukan hari libur untuk memperingati hari kelahiran tokoh pelopor pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara. Lalu seperti apa sebenarnya sejarah dibalik peringatan Hari Pendidikan Nasional tersebut?
Pada saat peringatan Hardiknas, biasanya diselenggarakan kegiatan upacara bendera di berbagai instansi pendidikan maupun pemerintahan karena di momen peringatan ini bisa dijadikan sebagai refleksi bagi semua pihak akan pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa dan negara.
Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Sejarah ditetapkannya Hari Pendidikan Nasional tidak terlepas dari tokoh besar pendidikan yaitu Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pelopor pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Melansir laman Kemendikbud, Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 mei sebagai hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Ia lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama R.M. Suwardi Suryadingrat.
Ki Hadjar lahir dari kalangan keluarga ningrat di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pun mengenyam pendidikan di STOVIA, sebuah sekolah dokter pada zaman Hindia Belanda.
Namun karena sakit, akhirnya ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sana. Gagal menjadi dokter, akhirnya ia menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar seperti De Express, Utusan Hindia dan Kaum Muda.
Selama masa kolonialisme, Ki Hadjar dikenal berani dalam menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Khususnya kebijakan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Karena kritikan dan perlawanannya ini, akhirnya Ki Hadjar pun diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangungkusumo. Ketiga tokoh inilah yang dikenal sebagai “Tiga Serangkai”.
Setelah kembali ke Indonesia, dia pun mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Dan setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar pun diangkat menjadi Menteri Pendidikan.
Makna Semboyan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Mengutip detikEdu, Gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, menjadi semboyan dalam sistem pendidikan Nasional. Semboyan ini berasal dari bahasa Jawa dan menerangkan tentang peranan seseorang dalam kehidupan.
Berikut makna semboyan tersebut:
- Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika di depan kita harus memberi contoh atau suri teladan bagi mereka yang berada di tengah dan belakang.
- Ing madya mangun karsa, artinya ketika di tengah kita harus bisa memberikan semangat untuk kemajuan.
- Tut wuri handayani, artinya ketika di belakang kita harus mampu memberikan dorongan.
Semboyan tersebut akhirnya menjadi slogan pendidikan yang digunakan hingga saat ini. Atas semua jasa-jasanya tersebut, Ki Hadjar Dewantara pun dianugerahkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, hari kelahirannya, 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hadjar ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
PERAYAAN
Meskipun bukan hari libur nasional, Hari Pendidikan Nasional dirayakan secara luas di Indonesia. Perayaannya biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait.
Pada tahun 2023, tema yang diangkat adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”
Demikianlah penjelasan tentang sejarah hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei.
Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional 2023